Ketahui, Berbagai Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Stroke

JAKARTA – Penyakit stroke tidak bisa dipandang sepele. Jika tidak ditangani segera, serangan stroke dapat menyebabkan cacat permanen hingga kematian. Stroke bisa terjadi karena dua faktor. Pertama, stroke akibat penyumbatan pembuluh darah oleh plak atau lemak darah (stroke iskemik). Kemudian, ada stroke yang disebabkan pecahnya pembuluh darah akibat tekanan darah yang terlalu tinggi (stroke hemoragik).

Gaya hidup yang bisa memicu risiko stroke “Penyebab umum stroke masih jarang ditangani, dan kesadaran akan faktor risiko stroke masih rendah,” tutur Brett Cucchiara, MD, profesor neurologi di Penn Medicine, Amerika Serikat. “Ada langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan individu untuk secara drastis mengurangi risiko stroke.” Berikut empat kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko stroke, menurut Cucchiara.

1. Tekanan darah tinggi Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama penyakit stroke. “Hipertensi disebut sebagai silent killer karena individu seringkali tidak tahu mereka mengidap hipertensi,” ujar Cucchiara. “Kita tidak bisa merasakan itu karena tidak menimbulkan rasa sakit. Jadi, kita perlu memeriksakan tekanan darah, itu penting.”

2. Obesitas Studi menunjukkan kelebihan berat badan atau obesitas dapat secara signifikan meningkatkan risiko stroke.

“Studi lain menemukan, obesitas terkait dengan penyakit jantung koroner, tetapi risiko stroke yang terkait penambahan berat badan sampai studi ini menjadi masalah yang diperdebatkan.” Demikian dikatakan Tobias Kurth, konsultan epidemiologi di Divison of Preventive Medicine di Brigham and Women’s Hospital (BWH). “Ditemukan, ada peningkatan dalam peluang kita terkena stroke jika kita kelebihan berat badan atau obesitas.”

“Temuan kami menggarisbawahi fakta bahwa risiko stroke dapat dimodifikasi jika menyangkut berat badan,” sambungnya. “Pencegahan stroke bisa menjadi manfaat lain terkait mencegah kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa.”

3. Minum minuman beralkohol Ada banyak bukti yang menghubungkan kebiasaan minum minuman beralkohol dengan stroke. “Peran konsumsi alkohol dalam risiko stroke sudah dipelajari secara luas,” demikian bunyi keterangan studi yang dimuat dalam jurnal Stroke. “Banyak studi menemukan peningkatan risiko stroke hemoragik dan iskemik terkait konsumsi alkohol berlebihan.”

4. Kolesterol tinggi Terlalu banyak kolesterol dalam darah dapat menyebabkan timbunan lemak menumpuk di arteri, yang membuat arteri menjadi kaku dan pembentukan gumpalan darah. “Kita tidak dapat merasakan apakah kita memiliki kolesterol tinggi, jadi kita perlu memeriksakan itu,” kata Cucchiara.

 

Sumber: Kompas