Petugas keamanan lingkungan yang kini dikenal sebagai Linmas (Perlindungan Masyarakat) tetap menjalankan tugas menjaga keamanan warga di berbagai wilayah, meski kondisi kesejahteraan mereka masih jauh dari kata layak. Risiko pekerjaan yang tidak ringan ternyata tidak sebanding dengan fasilitas yang diterima.
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Bekasi. Beberapa anggota Linmas bahkan hanya memiliki satu seragam yang digunakan sepanjang tahun, sehingga tak jarang warna pakaian dinas mereka memudar dan tampak tidak layak.
Situasi memprihatinkan ini mencuat saat Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, Faisal, mengadakan reses di pendopo Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede, Senin (10/11/2025).
Dalam kesempatan tersebut, ia mengundang sekitar seratus anggota Linmas dari Kelurahan Jatiwaringin dan Jaticempaka untuk mendengar langsung aspirasi mereka.
Politisi Partai Golkar itu mengaku prihatin dengan berbagai keluhan yang disampaikan. Salah satunya, sejumlah anggota Linmas mengaku tidak memiliki pos penjagaan. Mereka terpaksa bertugas di tempat tidak layak, bahkan hanya berteduh di bawah pohon saat melaksanakan pengamanan.
“Ada yang cerita, mereka jaga di kelurahan tapi tidak punya pos. Mereka harus bersembunyi di bawah pohon saat bertugas,” ujar Faisal usai dialog bersama Linmas.
Faisal menilai kondisi ini sangat ironis, mengingat Linmas merupakan garda terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan, namun fasilitas pendukung tugas mereka justru terabaikan.
Ia mengungkapkan bahwa beberapa pos jaga yang ada saat ini dibangun secara swadaya dan belum menjadi perhatian anggaran pemerintah.
“Gedung-gedung besar ini ada, tapi kenapa Linmas tidak menjadi prioritas? Seharusnya fasilitas mereka bisa ditanggung APBD, bukan mengandalkan swadaya,” tegasnya.
Faisal menekankan perlunya perhatian serius dari Pemerintah Kota Bekasi agar peran Linmas semakin optimal didukung dengan sarana dan kesejahteraan yang memadai. (adv)
