Presiden Korsel Sebut Uji Coba Rudal Bisa Memupuk Permusuhan

Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengungkapkan kekhawatirannya atas aktivitas uji coba rudal Korea Utara yang semakin intens beberapa waktu terakhir. Menurut Moon, aktivitas itu bisa membawa Semenanjung Korea ke dalam krisis dalam waktu singkat.

“Jika serangkaian peluncuran rudal Korea Utara terus terjadi dan mengabaikan moratorium uji coba rudal jarak jauh, Semenanjung Korea mungkin langsung jatuh kembali ke keadaan krisis yang kita hadapi lima tahun lalu,” kata Moon, seperti dikutip Reuters.

Moon menambahkan, krisis seperti itu bisa dicegah melalui dialog dan diplomasi yang berkelanjutan. Ia mengajak para pemimpin politik Korea Utara untuk bersama-sama mengupayakan langkah tersebut.

Teguran Moon ini keluar karena rangkaian uji coba rudal Korea Utara berlangsung menjelang pemilihan presiden Korea Selatan pada 9 Maret mendatang. Tahun ini Moon kembali bersaing mewakili Partai Demokrat.

Saat ini Moon merasa sudah kehabisan waktu untuk mengupayakan pertemuan puncak dengan tetangganya, termasuk untuk membahas kemungkinan deklarasi berakhirnya Perang Korea 1950-1953.

Saat ini Korea Selatan dan Amerika Serikat telah menyetujui teks deklarasi. Pertemuan puncak antara Presiden Joe Biden dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga dipercaya akan segera berlangsung.

“Karena dialog adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah, pertemuan antara Presiden Biden dan Ketua Kim diharapkan terjadi pada akhirnya,” lanjut Moon.

Reuters melaporkan bahwa AS bersedia bertemu dengan Korea Utara kapan saja tanpa prasyarat. Namun, Pyongyang mengatakan tidak akan melanjutkan negosiasi kecuali Washington dan Seoul mau membatalkan kebijakan yang memicu ancaman seperti latihan militer, sanksi, dan penumpukan senjata.

Deklarasi penghentian Perang Korea kembali disinggung oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae In saat berbicara di Majelis Umum PBB bulan September lalu.

Perang Korea yang dimulai pada tahun 1950 secara resmi belum berakhir hingga saat ini. Pada 27 Juli 1953, Perang Korea dihentikan melalui kesepakatan gencatan senjata. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani wakil dari Korea Utara, China, dan AS.

Presiden Korea Selatan saat itu, Syngman Rhee, menolak untuk menandatanganinya tapi berjanji untuk menghormati perjanjian tersebut.