Kejar Mimpi Tangsel Gandeng Duta Bahasa Kembangkan Literasi Pelosok 

LEBAK – Kejar Mimpi Tangerang Selatan Gandeng Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta, Septiana Dwi Ningrum kembangkan literasi via dongeng melalui program Kejar Mimpi Mengabdi yang dinaungi Bank CIMB Niaga, selasa, (19/7).

Leader Kejar Mimpi Tangerang Selatan (KMTS) mengungkapkan bahwa salah satu masalah urgensi dalam aspek pendidikan di Desa Mekarmanik, Lebak, Banten, ini adalah daya baca siswa-nya. Kebanyakan siswa SD disana belum mampu membaca secara baik, bahkan SD tingkat I (kelas 1-3) belum sepenuhnya bisa membaca. Karenanya, KMTS mengadakan kegiatan Literasi Baca Tulis Pelosok untuk peningkatan daya baca disana.

“Pertama, karena kita tau kapasitas baca disini, kita merasa perlu untuk mensosialisasikan hal-hal penting terkait baca kepada anak SD sebagai sasaran utamanya. Maka dari itu kita menggandeng duta Bahasa dari DKI Jakarta, supaya penjelasan didapat dari ahlinya langsung.” Ungkap Annisa Istiani Ulfa Safira, yang akrab disapa Istfa.

Duta Bahasa DKI Jakarta mengungkapkan pengembangan literasi via dongeng ini dilakukan untuk pembentukan karakter dan penguatan imajinasi anak-anak.

“Cerita kalau ngomong doang, kan anak belum terbayang, tapi kalau pakai visual itu lebih kuat imajinasinya. Dengan itu, kita dapat juga membentuk karakter mereka.” Jelas Septiana Dwi Ningrum.

Pemakaian cerita fabel dalam dongeng adalah strategi supaya lebih mudah dipahami anak-anak. Pesan yang dikirim adalah perihal nilai kejujuran dan harga menghargai.

“Kita memakai dongeng fabel karena ini binatang lebih dekat dengan keseharian anak-anak desa.” Ungkap perempuan yang akrab disapa Septi.

“Cerita tentang kelinci, anjing dan kebunnya adalah pesan tentang kejujuran dan menghargai. Baik ketika kelinci sedia meminta maaf dan mengembalikan wortel, maupun kemurahan hati anjing yang mau menghargai permintaan maaf dari kelinci.” Tambah Septi, Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Jakarta.

Hanna Ashfia, volunteer Kejar Mimpi Mengabdi mengungkapkan harapannya supaya kegiatan bersama Duta Bahasa dapat memotivasi pihak sekolah untuk mengembangkan motode belajar mengajar.

“Harapannya, kepsek (Kepala Sekolah) dan guru dapat mengembangkan tipe pembelajaran literasi yang tidak kaku, dan mampu mengembangkan imajinasi anak, serta kedepannya anak2 bisa berpikir dan memahami bahwa literasi adalah kegiatan yang tidak membosankan dan justru mengasyikan.” Ujar Mahasiswi Universitas Indonesia yang akrab disapa Hanna (Ghufron)