Sajian Inovatif Jakarta Drum School Bawakan Lagu The Beatles

Dari Panggung Utama Outdoor Java Jazz Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta, sore yang cerah, menyeruak alunan bunyi spektakular dan festive, dari ramuan ensambel drum disambung dengan combo band, yang mengajak penonton ke era rock & roll menuju ke pop kemudian masuk ke era psychedelic dengan nuansa jazz.

Panggung Utama Outdoor Java Jazz Festival dipadati penonton yang penasaran dengan tetabuhan yang dimainkan oleh Jakarta Drum School All Stars. Mereka adalah para musisi berbakat serta mentor dari Jakarta Drum School, berkolaborasi dengan bintang tamu seperti Cakra Khan, Balawan, Andre Dinuth, Shadu Rasyidi, dan lainnya, menyajikan kembali karya-karya ikonik legendaris The Beatles dengan cara yang segar dan inovatif.

Lewat konsep “Reinterpretation to The Beatles”, racikan oleh nama-nama terkenal seperti Muhammad Rafi dari Art Of Tree, Harry Murti dari GMP Project, Taufan Goenarso, Rayendra Sunito dari Bakucakar, Enrico Octaviano dari Pentas Sihir, Marco Steffiano dari Barasuara, Timur Segara dari Float, dan Aldy Abuthan dari Easy Tiger, ditambah brass section, plus bintang tamu di atas, menyuguhkan penampilan istimewa yang menggabungkan teknik modern dan kreativitas tanpa batas, sontak mengajak para penonton sing along dan tentunya ikut berkaraoke.

Salah satu daya tarik utama dari panggung “Reinterpretation to The Beatles” adalah kehadiran alat musik eksperimental, Fender 9 Neck Masterbuilt Prestige Guitar, yang merupakan satu-satunya di dunia. Alat musik ini dibuat oleh Fender Masterbuider, Paul Waller dari Fender Guitar USA ini, dimainkan oleh master gitar Indonesia, Balawan. Dan, untuk membuktikan Fender 9 Neck berfungsi, bukan sekedar pajangan, Balawan mengajak Harry Murti pada bass dan Achmad Ananda pada gitar, ikut memainkannya. Kehadiran alat musik ini tentunya memberikan nuansa baru yang menarik dalam pertunjukan dari Jakarta Drum School All Stars di Java Jazz Festival 2025.

Secara musikal persembahan Jakarta Drum School All Stars terbilang sukses. Sayangnya, kesuksesan secara produksi musik, tidak di imbangi dalam pengelolaan pertunjukannya. Ketika musik dimainkan, fokus utama seharusnya adalah pada penampilan dan pengalaman penonton. Artinya, kehadiran orang-orang yang tidak penting di panggung dapat mengalihkan perhatian penonton dari penampilan utama. Ini dapat mengurangi kualitas pengalaman yang seharusnya dinikmati oleh audiens.