Jakartanews.co – Laporan SGIE 2024/2025 secara komprehensif menyoroti perkembangan berbagai sektor utama ekonomi dan keuangan syariah dunia, termasuk makanan halal, keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, kosmetik halal, fesyen muslim, hingga farmasi dan media.
Bekerjasama dengan Kementerian Bappenas yang berkolaborasi dengan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) dan DinarStandard, menggelar The Global Launch of The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025 – 1st Decade of Indonesia Halal Lifestyle Center. Selasa (8/7/2025).
Laporan SGIE tahun ini mengusung tema: “From Crisis to Catalyst: Evolving Islamic Economy Opportunity” (Dari Krisis Menjadi Katalis: Mengembangkan Peluang Ekonomi Islam), yang mencerminkan momentum optimalisasi potensi ekonomi syariah untuk mendukung perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan ditengah berbagai krisis global yang tengah terjadi.
Mantan Wakil Presiden RI Ke-13, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin, pada acara peluncuran ini menyampaikan bahwa SGIE Report menjadi pengingat penting akan tanggung jawab dan peluang besar Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah. “Indonesia memiliki legitimasi moral dan demografis untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia. Laporan SGIE ini menjadi cermin dan panduan strategis untuk menggali potensi serta memperkuat posisi Indonesia di kancah global,” ujarnya.
Tarif Trump Tidak Berdampak Signifikan
Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar menilai keputusan Trump tetap memberlakukan tarif impor 32 persen untuk Indonesia tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor produk halal. “Pasar halal itu besar sekali sedangkan kalau kita mau lihat ekspor kita ke Amerika untuk produk halal (jumlahnya) kecil,” ujar Sapta.
Peluncuran laporan SGIE 2024/2025 ini sekaligus menjadi momen reflektif satu dekade perjalanan Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), yang telah berperan penting dalam memperkenalkan gaya hidup halal sebagai bagian dari strategi ekonomi nasional di Indonesia. IHLC selama ini telah secara konsisten memfasilitasi kolaborasi antara pemangku kepentingan, mendorong literasi publik, dan memperkuat jaringan industri halal Indonesia di tingkat global.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menyampaikan arah kebijakan penguatan ekonomi syariah telah dimuat sebagai salah satu program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global, yang ditandai dengan posisi pertama dalam pemeringkatan Global Islamic Economy Index, yang penilaiannya dipublikasikan setiap tahun melalui SGIE Report.
SGIE juga mencatat Indonesia sebagai salah satu negara utama eksportir produk halal dari 10 negara lainnya. “Namun, Indonesia juga merupakan nomor empat dalam importir produk halal teratas,” kata El Shafaki selaku partner Dinar Standar. Kendati demikian, El Shafaki mengungkapkan Indonesia memiliki peluang meraih pangsa pasar ekspor yang lebih besar.