Tim Pengabdian Masyarakat FH UPNVJ Laksanakan Pelatihan Manajemen Stunting di Desa Babakan Karet

CIANJUR – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Hukum UPN “Veteran” Jakarta yang diketuai oleh Bapak Rianda Dirkareshza, S.H., M.H. melaksanakan kegiatan Pelatihan Manajemen Stunting di Desa Babakankaret, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (DRTPM) yang dimulai pada pukul 13.00 dan diawali dengan pengecekan antropometri oleh Dr. Indra Kusuma, Biomed selaku Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi bersama dengan Timnya. Setelah dilakukan pengecekan, para peserta diminta untuk mengisi pre-test terlebih dahulu guna mengetahui seberapa paham mereka mengenai manajemen stunting. Pengisian pre-test ini dipandu oleh bapak Dr. Indra Kusuma, Biomed selaku narasumber dari acara pelatihan ini. Kamis (5/9/2024).

Pelatihan yang diberikan oleh narasumber, diawali dengan penjelasan mengenai stunting dengan lebih dalam dan luas. Diketahui bahwa balita penderita gizi buruk ditandai dengan berat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umurnya, yang diakibatkan oleh kurang terpenuhinya protein sesuai yang ditetapkan medis. Diketahui juga bahwa Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia, yaitu sebanyak 43,8%. Selain itu diperingati juga bahwasanya 1 dari 4 anak balita Indonesia berisiko mengalami stunting.

Narasumber menjelaskan mengenai dua penyebab stunting, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung stunting yaitu pertama kurangnya asupan gizi. Asupan bernutrisi untuk cegah stunting anak yaitu seperti asi eksklusif, buah/sayuran, susu, protein berkualitas tinggi seperti daging-dagingan dan ikan, biji dan kacang-kacangan, telur, dan sumber karbohidrat. Kedua, status kesehatan ibu dan janin, kesehatan ibu selama kehamilan juga sangat mempengaruhi pertumbuhan janin. Ibu yang mengalami malnutrisi, anemia, atau infeksi selama kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, dan lebih rentan terhadap stunting.

Penyebab tidak langsung stunting yaitu pertama ketahanan pangan, Food and Agriculture (FAO) menyebutkan bahwa kondisi ketahanan pangan harus memenuhi 4 (empat) komponen, yaitu kecukupan ketersediaan bahan pangan, stabilitas ketersediaan bahan pangan, keterjangkauan terhadap bahan pangan dan kualitas atau keamanan bahan pangan yang digunakan. Kedua yaitu lingkungan sosial, beberapa budaya mungkin memiliki kepercayaan dan praktik yang tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, pendidikan dan juga pola asuh orang tua. Ketiga yaitu lingkungan kesehatan, akses yang terbatas ke pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai dapat menyebabkan keterlambatan dalam penanganan masalah gizi dan kesehatan yang nantinya akan menyebabkan stunting. Keempat yaitu lingkungan pemukiman, kondisi sanitasi yang buruk dan kurangnya akses ke air bersih dapat meningkatkan risiko infeksi yang berkontribusi terhadap stunting.

Narasumber juga memberikan program penanggulangan stunting yang dapat dilakukan yaitu adanya posyandu balita dan ibu hamil, posyandu remaja, kunjungan pendamping keluarga, kelas balita stunting dan kelas parenting dan budidaya ternak ayam petelur. Program penanggulangan tersebut dilakukan secara bersama-sama oleh stakeholder terkait seperti pemerintah, petugas posyandu, tenaga pendidik, masyarakat dan tentunya orang tua. Sebelum narasumber mengakhiri sesi pemberian materi, terdapat post-test yang dibagikan untuk mengukur kembali apakah pemahaman para peserta menjadi meningkat setelah diberikan penjelasan mengenai manajemen stunting.

Sebelum pelatihan ditutup, MC memandu untuk sesi dokumentasi sekaligus penyerahan plakat dari bapak Rianda Dirkareshza S.H., M.H selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat kepada Kepala Desa Babakankaret yang diwakili oleh Kepala Seksi Kesejahteraan. Setelah acara ditutup, tim pengabdian membagikan paket lengkap sembako makanan pencegahan stunting kepada para peserta.  Dengan diadakannya pelatihan manajemen stunting di desa babakankaret, bertujuan untuk mengembangkan masyarakat yang sehat, berdaya, dan berkembang secara optimal, serta menjadi bagian dari pencetak generasi penerus yang lebih baik.